Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perang dalam Islam

‘Kenapa sich harus ada perang?’ ‘Emank peperangan itu bisa buat perdamaian?’

Paling tidak ke dua pertanyaan ini sering kali melewati ke dua telinga kita entah oleh orang tua, anak-anak, remaja, siapapun tanpa memandang umur. Dalam tulisan ini penulis ingin sedikit menguraikan beberapa pendapat terkait masalah ‘peperangan dan perdamaian.”

Paling tidak beberapa kutipan di bawah ini oleh Mathama Ghandi (Hindu), Mother Teresa (Katolik), Dalai Lama (Budha), George Carlin, Albert Einstein terkait perang dan perdamaian memberitahu kita bahwa tidak ada yang menginginkan perang baik itu agama Hindu, Budha, Katolik. Kalaupun seandainya harus ada perang maka perang itu hanyalah untuk pertahanan (lihat Mathama Ghandi berwarna merah)

“An eye for an eye will only make the whole world blind.” 
 
Mahatma Gandhi

“Peace begins with a smile..” 
 
Mother Teresa

Nobody can hurt me without my permission.” 
 
Mahatma Gandhi

“Fighting for peace is like screwing for virginity.” 
 
George Carlin

“Peace cannot be kept by force; it can only be achieved by understanding.” 
 
Albert Einstein

“World peace must develop from inner peace. Peace is not just mere absence of violence. Peace is, I think, the manifestation of human compassion.” 
 
Dalai Lama XIV


Terus dalam Islam gimana? Katanya Islam itu sukanya berjihad (berperang), membunuh orang bukan Islam?

Untuk menjelaskan pertanyaan di atas mari kita lihat pernyataan Allah dalam kitab Al-Quran yang dipercayai umat Islam sebagai pegangan pertama sebelum Hadis (perkataan dan yang terkait pada Nabi Muhammad SAW) YANG untuk menjelasakan hal-hal yang belum terinci di dalam AL-Qur’an.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (Quran Surah AL-Baqarah Ayat 190)

“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti , maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim.” (Q.S Al-Baqarah:193)

“Diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Mahakuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampong halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” …(Q.S Al-Hajj: 39-40)

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q. S. Al-Mumtahanah: 8)

Kesimpulannya adalah bahwa umat Muslim -sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur'an- hanyalah diperbolehkan berperang ketika diusir, diperangi, dan dijarah hartanya. Ini sudah jelas bahwa perang yang diperbolehkan dalam Islam hanyalah bersifat 'defensif/bertahan'. Lihat penjelasan Ustadz H Boby Herwibowo, Lc di sini.
Muhammad Ahkam Arifin
Muhammad Ahkam Arifin Muhammad Ahkam Arifin is a Fulbright PhD student at Washington State University, US. He earned a master`s degree in TESOL from the University of Edinburgh & Applied Linguistics from the University of Melbourne.

Posting Komentar untuk "Perang dalam Islam"